Oleh : SYIFA CYNTHIA
Jumat, 19 Januari 1996, adalah hari dimana aku terlahir ke dunia. Hari dimana semua orang tertawa sedangkan ku menangis, hari dimana dimulainya sejarah panjang tentangku, Syifa Cynthia. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, dari seorang ibu yang penuh akan kasih sayang dan kelembutan. Dan seorang ayah yang penuh cinta. Selain ayah dan ibuku, ridwan, kakakku yang selalu melindungiku.
Disini, tempatku terlahir dan beranjak dewasa. Disini, aku belajar banyak hal dan disini aku menemukan banyak hal yang menakjubkan. Tetapi begitu banyak hal yang juga harus diperbaiki, bahkan dibutuhkan sebuah keteguhan hati untuk memperbaikinya. Aku berdiri tegak disini, INDONESIA KU.
Indonesia, sebuah nama yang didapatkan dengan penuh perjuangan antara hidup dan mati. Segenap bangsa berusaha memperthankan hak bangsa Indonesia untuk merasakan kebebasan yang seutuhnya. Dan untuk semua itu, mereka, para pendahulu merelakan harta mereka, keluarga mereka bahkan jiwa dan raga mereka untuk mengabdikan diri untuk negara. Hingga, perjuangan dan pengabdian mereka pun membuahkan hasil. Pegangsaan timur menjadi saksi bisu kemerdekaan Indonesia. Bangsa Indonesia bersorak gembira atas kemenangan ini. Tak ada lagi kekerasan, tak ada lagi penderitaan, tak ada lagi tetesan darah dan air mata. Kini semua itu telah sirna, berganti dengan kebahagiaan, suka cita dan kebebasan.
Kami menyadari Indonesia itu sangatlah luas, begitu banyak pulau-pulau tersebar yang dipisahkan oleh lautan. Meskipun demikian, kami tetap bersatu. Dari sabang sampai merauke, terdapat kekayaan dan keindahan alam yang berbeda. Seperti Danau Toba di Pulau Sumater, Sungai Kapuas di Pulau Kalimantan, Candi Borobudur di Pulau Jawa, Bunaken di Pulau Sulawesi, Pantai Kuta di Pulau Bali, dan Raja Ampat di Papua. Tak hanya kekayaan dan keindahan alam yang menakjubkan, tetapi keramah-tamahan masyarakat Indonesia juga terkenal di dunia.
Namun, sebaik apapun negara pasti memiliki permasalahan tersendiri, tak terkecuali Indonesia. Begitu banyak permasalahan di dalam negeri ini. Telah terlalu banyak hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku. Perbedaan antara si kaya dan si miskin terlalu jauh melampaui batas. Pendidikan terbaik hanya untuk mereka yang mempunyai uang. Tak ada lagi saling menghargai dan menghormati antar umat beragama. Hal-hal sepele menimbulkan perselisihan dan keributan yang besar. Kesadaran diri akan lingkungan terlalu minim. Bahkan mereka yang dianggap sebagai wakil rakyat, menyalahgunakan kekuasaan mereka. Tak ada lagi keadilan dan kesejahteraan untuk si miskin. Bahkan, suara mereka hanya seperti angin lalu bagi si kaya. Mereka hanya melihat tetapi tak pernah peduli. Sungguh, sangat menyayat hati atas permasalahan ini.
Aku bersyukur karena menyadari problema yang dimiliki negaraku dan hatiku pun tergerak untuk melakukan sesuatu agar permasalahan ini dapat terselesaikan sedikit demi sedikit. Mungkin akan begitu banyak halangan dan rintangan yang akan ku hadapi. Tetapi itu tak akan memadamkan api semangat yang ku punya. Aku takkan mundur dan akan terus berjuang. Akan begitu banyak cerita yang kan ku torehkan dalam sejarah dunia. Dan aku akan memulainya dari tanah airku, yaitu dengan mempersatukan hati masyarakat Indonesia. Perjuanganku bukan untuk sebuah nama besar, akan tetapi aku lakukan ini demi rasa cintaku pada negara ini. Terkadang aku berpikir, mengapa aku begitu mencintai bangsa ini. Kini aku mengerti bahwa aku terlahir untuk Indonesia.
Syifa Cynthia
1715130293
Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2013
Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Peta Situs
Post a Comment